Kamis, 25 September 2025

Strategi Mitigasi (Pra Gempa)

Pra Gempa:

-Cara Membangun Rumah Tahan Gempa:

1.Memperhatikan Bahan Bangunan

Pertama adalah memperhatikan bahan bangunan. Pastikan bahan yang digunakan untuk konstruksi rumah berkualitas menggunakan teknik pengerjaan yang benar, sehingga bangunannya tidak gampang roboh sekalipun terjadi gempa bumi yang kuat. 

Beberapa bahan-bahan bangunan yang perlu diperhatikan, di antaranya:

Beton

Dalam proses pembuatan beton, tukang bangunan perlu memperhatikan perbandingan antara campuran kerikil, semen, pasir, dan air. Perbandingan yang disarankan adalah 3 ember kerikil, 1 ember semen, 2 ember pasir, dan 0,5 liter air. Penambahan air dalam proses pembuatan beton sebaiknya dilakukan sedikit demi sedikit, sehingga adonan tidak terlalu encer atau kental. Untuk kerikil, disarankan menggunakan kerikil berukuran 20 mm dengan gradasi yang baik. Kemudian, gunakan semen yang sudah memenuhi Standar Nasional Indonesia (SNI). 

Batu pondasi

Pada umumnya, pondasi rumah terbuat dari batu kali atau batu gunung. Kedua jenis bebatuan ini memiliki struktur yang solid dan keras. Selain itu, batu kali dan gunung memiliki banyak sudut sehingga mampu membuat mortar menjadi lebih kuat. 

Batu bata

Batu batu merupakan bahan bangunan yang digunakan untuk membuat dinding. Spesifikasi ideal batu bata, antara lain:

•Bagian tepi batu lurus dan tajam

•Kuat atau tidak mudah patah

•Tidak banyak retakan

•Dimensi seragam dan tidak terlalu kecil

•Memiliki suara berdenting saat dipukul dengan batu bata lainnya

Sebelum dipasang, sebaiknya rendam batu bata selama 5-10 menit sehingga permukaan kering pada batu bata tercapai. Kemudian, keringkan batu bata sebelum diikat dengan mortar untuk memperlambat tingkat penyerapan bata dengan air campuran mortar. Jika proses pengeringan terlalu cepat, maka dapat mengakibatkan ikatannya kurang kuat. 

Mortar

Pembuatan mortar tidak bisa dilakukan secara sembarangan. Perbandingan yang digunakan harus tepat, yaitu 4 ember pasir, 1 ember semen, dan air secukupnya. Pastikan pasir tidak mengandung lumpur karena hal ini dapat mengganggu ikatan pasir dengan semen.

Kayu

Penggunaan kayu juga tidak boleh diabaikan begitu saja. Penggunaan kayu yang berkualitas sangat disarankan untuk memaksimalkan struktur bangunan tahan gempa. 

Adapun ciri-ciri kayu yang berkualitas, antara lain:

•Kering

•Warnanya lebih gelap

•Tidak memiliki retakan

•Lurus

•Solid atau keras

2.Membuat Struktur Utama Bangunan

Struktur utama hunian tunggal adalah pondasi, balok pengikat, balok keliling atau ring, atap, dinding, dan kolom. Pembuatan struktur bangunan harus dengan metode yang benar dan dimensi yang tepat.

3.Struktur Rumah Harus Simetris

Memastikan struktur rumah simetris merupakan cara selanjutnya dalam membuat konstruksi rumah tahan gempa. Struktur rumah perlu direncanakan sejak awal, sehingga porsi beban yang ditanggung sisi rumah menjadi sama rata. Cara ini juga ampuh untuk mengurangi berbagai tekanan di titik tertentu. 

4.Memperhatikan Pengecoran Beton

Pengecoran beton pada kolom atau balok tidak boleh dilakukan secara sembarangan, Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, di antaranya:

•Pastikan bekisting atau cetakan benar-benar kuat, kokoh, dan rapat

•Melakukan pelepasan bekisting minimal 3 hari setelah pengecoran

•Pengecoran dilakukan secara bertahap, yaitu setiap 1 meter

•Pastikan adukan di dalam cor padat dan tidak berongga untuk meminimalisir bagian yang keropos

•Balurkan minyak ke permukaan cetakan untuk memudahkan pelepasan cetakan

5.Memperhatikan Hubungan Antar Elemen Struktur Bangunan

Seluruh elemen dalam proses pembangunan rumah tahan gempa harus menjadi satu kesatuan, sehingga beban dapat ditanggung dengan sempurna dan disalurkan secara proporsional. Selain itu, struktur bangunan sebaiknya dibuat elastis agar bentuknya tidak berubah saat terjadi gempa. 

Adapun hubungan antar elemen struktur bangunan yang perlu diperhatikan, di antaranya:

•Hubungan antara pondasi dengan balok pengikat 

•Hubungan antara balok pengikat dengan kolom

•Hubungan antara kolom dengan dinding

•Hubungan antara kolom dengan balok keliling

•Hubungan antara balok keliling dengan kuda-kuda kayu

•Hubungan angkur gunung-gunung

6. Sistem Pemantauan Seismik Real-time dengan IoT

Integrasi sensor IoT (seperti akselerometer dan strain gauge) di struktur bangunan memungkinkan pendeteksian guncangan mikro dan pemantauan kondisi bangunan secara real-time. Data ini dikirim ke pusat kontrol untuk memicu tindakan otomatis seperti memutus aliran gas atau energi, serta mengaktifkan alarm evakuasi.

Sistem seperti ini adalah bagian dari Earthquake Early Warning System (EEWS) berbasis IoT dan cloud, yang telah terbukti menyelamatkan nyawa dengan menyediakan peringatan dini sebelum getaran utama terjadi.

Contoh Desain Bangunan Tahan Gempa di Indonesia



1.Rumah RISHA:





Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Peta Rawan Bencana

  Kawasan Sesar Lembang